Kamis, 29 Maret 2018

Dengkur Manis Istriku

Sumber foto: Pixabay
Jam dinding masih menunjukkan pukul 19.44, malam belum terlalu larut, tapi istriku tercinta telah merelakan tubuhnya dipeluk pembaringan. Tertidur pulas ....
Aku mencoba mengisi waktu sepulang bekerja dengan bermain telepon pintar. Kutak-katik, pencet sana pencet sini.
Mengasikkan memang ....

Sesekali ekor mataku melirik ke arah pembaringan.
“Hhhmmm ... kasihan istriku, mungkin sedari pagi hingga sore tadi tak sempat ia mengistirahkan raga dari aktivitas rutinnya, mengurus anak, mencuci, memasak dan mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga lainnya.” gumamku dalam hati.
Terbesit untuk membangunkannya meminta dibuatkan teh manis kesukaannku. Tapi tak rela hati mengganggu pulas tidurnya untuk sekedar minta dibuatkan, yang sebetulnya dapat kukerjakan sendiri. Ah egoisnya diri ini ....
Terbayang saat pagi tadi aku berteriak-teriak karena kaos kaki belum disiapkannya. Padahal ia sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Pun ketika baju kerja belum licin disetrika, muka masam segera kupasang sembari mata mendelik seakan ingin menelanjangi keteledorannya. Mungkin kalau setan lewat di depanku akan lari terbirit-birit karena saking takutnya.
“Ternyata ada manusia yang perilakunya lebih dari perilaku setan.” cibir Sang setan itu sambil berlalu. Hihihihihii ....
Kembali mata dan jemariku fokus penuh konsentrasi tertuju ke telepon pintar yang tergenggam di tanganku.
Mengasikkan ....

Hingga tiba-tiba, sayup-sayup terdengar dengkuran lirih dari arah kamar tidurku.
“Sebegitu capeknya kah istriku sehingga tidurpun sampai mengeluh seperti itu?” tanyaku dalam hati.
Lamat-lamat dengkuran dari arah kamar tidur tak berkesudahan. Rasa penasaran memaksa kakiku melangkah ke dalam kamar tidur. Dalam temaram lampu tidur terlihat istriku berbaring memunggungi arahku berasal. Masih memakai pakaian dinas rumah tangganya, belum berganti piyama pink kesukaannya. Tidurnya pulas sekali. Suara dengkuran semakin keras terdengar. Hingga akhirnya kutemukan kucing kesayangan anakku pulas tertidur di dalam keranjang pakaian yang biasa dipakai istriku menyimpan baju yang belum disetrika. Benar-benar pulas tidurnya sampai-sampai suara dengkurannya merdu berirama.
“Ahh ternyata!” gerutuku sembari menjumput selimut untuk menutupi tubuh istriku yang meringkuk kedinginan karena hembusan angin yang berasal dari mesin penyejuk udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar