Tidak biasanya sore ini, menjelang maghrib, istri saya merengek minta
jalan-jalan sore sambil mampir jajan bakso. Tumben, batin saya.
Hemm…baiklah, demi memanjakan istri, saya kabulkan
permintaannya. Kan saya termasuk suami yang baik dan penuh pengertian. Jiaaahh…Toh,
tidak setiap hari saya bisa jalan-jalan sore dengan anak istri. Senin-Jum’at
waktu habis untuk aktivitas kerja, kemudian Ahad full pagi sampai sore aktivitas di
kampus, nah Sabtu memang khusus untuk anak dan istri tercinta.
Singkat cerita, kami bertiga ditemani alat
transportasi andalan yaitu motor, keliling menelusuri jalanan Bintaro mencari pedagang bakso, sebetulnya mudah menemukan
pedagang bakso, tapi karena ingin sesuatu yang beda dan menuruti kata hati,
mampirlah kami di pinggir jalan sebuah komplek perumahan, ada beberapa
pedagang makanan yang mangkal menggunakan gerobak dorong. Pesan 2 mangkok bakso. Wow….rasanya maknyus!
Pedas, panas, cukup menghangatkan badan yang memang sedari pagi, langit Bintaro
digelayuti mendung.
Selesai makan, Menteri Keuangan saya (baca: istri) membayar 2
porsi mangkok yang isinya telah ludes berpindah ke perut kami. Mengingat adzan
Maghrib menjelang, bergegas kami pulang ke rumah. Iseng-iseng saya bertanya ke
istri, berapa harga semangkok bakso tadi.
“Ma, berapa harga semangkok bakso tadi?”
“6000 ribu yah!”
Hemm…murah ya, batin saya.
Jadi sore ini, jika dihitung-hitung dengan 6000 rupiah
saya telah membahagiakan istri dan tentunya ikut membahagiakan si abang
pedagang bakso.
Sesederhana itukah membahagiakan seseorang? Buat
saya, tentu!
Bintaro,16 Nov 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar