Minggu, 17 November 2013

Bapak Penjual Ketoprak




Siang ini, saat jam istirahat kampus, saya mengisi perut dengan seporsi ketoprak (bukan ketoprak sejenis kesenian ya).  Ketoprak sukses mengganjal perut saya yang sedari tadi melantunkan langgam ‘keroncong’ dan hasilnya, perut terasa kekenyangan.

Mau tahu kenapa saya sampai kekenyangan? Yah…si Bapak penjual ketoprak membuatkan seporsi  ketoprak dengan melebihkan 1 buah ketupat.  Yang biasanya satu porsi ketoprak cukup dengan satu buah ketupat, tapi oleh si Bapak penjual ketoprak, satu porsi ketoprak pesanan saya diberi 2 buah ketupat.  Artinya saya mendapat bonus sebuah ketupat.  Alhamdulillah buat saya tentunya!

Mau tahu minggu kemaren saya makan siang dengan menu apa? Yah…tetap dengan ketoprak racikan si Bapak penjual ketoprak ini.  Tapi minggu lalu  ketoprak pesanan saya tidak dilebihi satu buah ketupat, tapi  saya diberi bonus satu buah air mineral gelas.

Saya tidak paham apa nama dari strategi pemasaran yang Bapak penjual ketoprak ini lakukan, yang saya pahami adalah hal ini membuat saya ketagihan dan jika minggu depan saya kepingin menikmati seporsi ketoprak sebagai menu makan siang saya lagi, maka tentu saya akan memesan kembali ketoprak buatan si Bapak penjual ketoprak ini.   Sembari menunggu kejutan apalagi yang akan saya terima.

Cijantung, 17 Nov 2013

Sabtu, 16 November 2013

Membahagiakan Istri itu Sederhana ya ?




Tidak biasanya sore ini,  menjelang maghrib, istri saya merengek minta jalan-jalan sore sambil mampir jajan bakso. Tumben, batin saya.


Hemm…baiklah, demi memanjakan istri, saya kabulkan permintaannya. Kan saya termasuk suami yang baik dan penuh pengertian. Jiaaahh…Toh, tidak setiap hari saya bisa jalan-jalan sore dengan anak istri. Senin-Jum’at waktu habis untuk aktivitas kerja, kemudian Ahad full pagi sampai sore aktivitas di kampus, nah Sabtu memang khusus untuk anak dan istri tercinta.


Singkat cerita, kami bertiga ditemani alat transportasi andalan yaitu motor, keliling menelusuri jalanan Bintaro mencari  pedagang bakso, sebetulnya mudah menemukan pedagang bakso, tapi karena ingin sesuatu yang beda dan menuruti kata hati, mampirlah kami di pinggir jalan sebuah komplek perumahan, ada beberapa pedagang makanan yang mangkal menggunakan gerobak dorong.  Pesan 2 mangkok bakso. Wow….rasanya maknyus! Pedas, panas, cukup menghangatkan badan yang memang sedari pagi, langit Bintaro digelayuti mendung.


Selesai makan,  Menteri Keuangan saya (baca: istri) membayar 2 porsi mangkok yang isinya telah ludes berpindah ke perut kami. Mengingat adzan Maghrib menjelang, bergegas kami pulang ke rumah. Iseng-iseng saya bertanya ke istri, berapa harga semangkok bakso tadi.


“Ma, berapa harga semangkok bakso tadi?”

“6000 ribu yah!”

Hemm…murah ya, batin saya. 


Jadi sore ini, jika dihitung-hitung dengan 6000 rupiah saya telah membahagiakan istri dan tentunya ikut membahagiakan si abang pedagang bakso.  
  

Sesederhana itukah membahagiakan seseorang? Buat saya, tentu!



Bintaro,16 Nov 2013